”sesungguhnya setiap muslim itu bersaudara”
(QS. Al-Hujurat:10)
”tidaklahdua orang muslim berjumpa, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali diampuni dosanya sebelum keduanya berpisah”
Dalam Cinta Karena Allah
Imam Malik meriwayatkan (dalam Al Muwathaa’ dari Abi Idris Al Khaulany rahimahullah berkata):
” aku pernah masuk masjid Damasakus. Tiba-tiba menjumpai seorangpemuda yang murah senyum dan dikerumuni banyak orang. Jika mereka berselisih tentang sesuatu maka mereka mengembalikankepada pemuda itu dan meminta pendapatnya. Aku bertanya tentang dia lalu dikatakan oleh mereka” ini Muadz bin Jabal”. Ksokan harinya pagi-pagi sekaliaku datamng ke masjid itu lagi dankudapati dia telah berada di sana tengah melakukan sholat. Kutunggu dia sampai selesai lalau aku menemuinya denga mengucapkan salam. Aku berkata, ”demi Allah aku mencintaimu”. Lalu ia bertanya, ”apakah Allah tidak lebih kau cintai?”. lalu ia memegang selndangku dan menariknya seraya berkata, ” bergembiralah karena sesungguhnya aku peranh mendebgar Rasulullah saw. Bersabda, ”Allah berfirman, cinta-Ku pasti akan mereka peroleh bagi orang yang saling memadu cinta karena Aku, saling mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena Aku.”
*****
Makna Ukhuwah
Keterikatan hati dan jiwa satu sam lain dalam ikatan aqidah, itulah yang dinamakan ukhuwah. Ukhuwah karena Allah, mencintai karena Allah dan benci karena Allah (Aqidah Al Wala’ wal Baro’).
Hakekatnya adalah:
1. nikmat Allah (QS 3:103)
2. perumpamaan tali tasbih (QS 43:67)
3. merupakan arahan rabbani (QS 8:63)
4. merupakan cermin kekuatan iman (QS 49:10)
Seharusnya kita sebagai muslim saling mencintai seluruh hamba Allah yang shalih. Ia loyal kepada mereka, membenci seluruh hamba-hambaNya yang fasik dan memusuhi mereka hanya karena Allah ta’la semata. Seperti dalam hadist Rasulullah saw: “barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, membenci karena Allah, Dan menahan pemberian karena Allah, sungguh ia telah menyempurnakan imannya.” (HR. Abu Daud).
Perbedaan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Jahiliyah. Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan aqidah dan syariat Islam. Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer (terbatas pada waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan aqidah (misal: ikatan keturunan [orang tua-anak], perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi).
Ciri orang yang patut dijadikan saudara
- Berakal sehat
- Berakhlak mulia
- Bertaqwa
- Berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As Sunnah serta jauh dan khurafat serta bid’ah
Hal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah
1. Memberitahukan kecintaan pada yang kita cintai
2. Memohon dido’akan bila berpisah
3. Menunjukkan kegembiraan & senyuman bila berjumpa
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)
5.Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
7. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
8. Memperhatikan saudaranya & membantu keperluannya
9. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
Hak-hak persaudaraan:
Membantu dengan dana dalam arti jika saudaranya memerlukan
Saling membantu saudaranya dalam memenuhi kebutuhannya, mengutamakan saudaranya dari pada dirinya sendiri, memenuhi hak-hak saudaranya mengundangnya maka ia menghadiri undangan saudaranya
Menjaga lisan dengan menjaga aib dan rahasia saudaranya dan lisannya , memanggil nam yang paling ia sukai, menyebutkan kebaikan saudaranya tanpa sepengetahuan atau didepannya, menyampaikan pujian orang kepadanya sebagai bentuk keirian dan kebahagiaannya dengannya dan menasehati secara rahasia (tidak terang-terangan dimuka umum).
Memaafkan kesalahan saudaranya dengan berusaha untuk mengingatkan atas kesalahan yang yang diperbuat agar kembali ke jalan yang benar (bertaubat)
Memenuhi hak ukhuwah (persaudaraan) dengan menguatkan dan mempertahankan janji, karena memutus ukhuwah itu membatalkan pahala ukhuwah
Tidak menyuruh saudaranya dengan sesuatu yang tidak mampu ia kerjakan dan tidak ia senangi
Mendoakan saudara seperti kita berdo’a untuk diri sendiri
Seperti hadist Rasulullah SAW
” jika seseorang mendo’akan saudaranya tanpa sepengetahannya, maka malaiakt berkata ”Engkau juga mendapatkannya”. (HR. Muslim)
Tingkatan Ukhuwah
- Ta’aruf
Berati saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum muslimin merupakn wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT (QS. Al Hujurat: 13)
- Ta’aluf
Berarti bersatunya seorang muslim dengan muslim lainnya (QS. 3:103, 8:63)
- Tafahum
Berarti saling memahami
- Ri’ayah dan tafaqud
Merupakan hendaknya seorang muslim memperhatikan kondisi saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta.
”Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutup aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnnya di hari kiamat. Allah akan selalu menolong seorang hamba selam dia menolong saudaranya ” (HR Muslim)
- Ta’awun
Berarti saling membantu dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran
- Tanashur
Adalah jenis ta’awun tetapi memiliki pengertian yang lebih luas, lebih dalam lebih menggambarkan makna cinta dan loyalitas. Tanashur merupakan terjemahan dari ukhuwah dalam Islam
Maroji’:
- Bercinta dan bersaudara karena Allah, Ust. Husni Adham Jarror, GIP
- Meraih Nikmatnya Iman, Abdullah Nasih ‘Ulwan
- Rahasia Sukses Ikhwan Membina Persaudaraan
- Jalan Allah, Asadudin Press
- Panduan Aktivis Harokah, Al-Ummah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar