Sang Inspirator
Bijak penuh wibawa
Saat kulihat dirinya
Kata-kata menjurus
Memberi makna tersendiri bagiku
Inspirasi mengalir untukku
Gerak-gerik mengajak tubuhku
Kutuliskan karya ini
Memberi penghormatan baginya
Memberi rasa kagum untuknya
Demi hati yang berseri
Bunga Hati
Layu sudah bunga di hati
Hingga kapan hati berseri
Bila bunga tak diairi
Mati bunga di hati ini
Telah kutunggu lama bunga bersemi
Memberi kenangan hati
Hati suci penuh janji
Menjaga hingga mati
Bunga tumbuh bersemi
Takkan pernah mati
Hati berseri
Mendapat pujaan hati
Pengembara Malam
Hitam kelam
Menyelimuti benakku
Kulihat dia tak berdaya
Di bawah naungan kegelapan
Mata sayu tanpa urat
Berjalan sendiri di lorong waktu
Menyusuri hidupnya
Hidup haram penuh desa
Tak kuat dia memandang
Silau cahaya sang surya
Bersembunyi yang ia bisa
Dibalik selimut hitam kelam
Tiap hari berjalan
Di kegelapan malam
Membawa minuman setan
Tubuh jatuh di tengah malam
Kulihat dia
Kupandang dia
Dalam gelapnya malam kuberharap
Ya Allah, sadarkanlah dia
Malaikat Pencari Sampah
Kulihat jauh disana
Sendiri tak ada teman
Berjalan tertatih-tatih
Membawa berat tubuhnya
Entah apa yang ia cari
Meniti setiap lorong
Mencari seberkas cahaya
Yang tak dibutuhkan lagi
Seonggok sampah plastik ia ambil
Dimasukkannya ke kantong rezeki
Tanpa rasa lelah
Dia terus mencari
Tak tegaku melihatnya
Seorang wanita tua
Sendiri membawa senjata
Mencari seonggok sampah plastik
Sampah plastik mewah baginya
Uang berwarna merah hanya impian
Ini bukan mimpi atau cerita
Ini fakta disekitar kita
Penegak Hukum Negeriku
Disetiap lorong gelap
Berbagai mata menyeringai
Mengisi setiap selnya
Dalam penjagaan sang sipir
Apa yang terjadi
Sepasang mata bebas berkeliaraan
Membawa segebok kehormatan
Yang diserahkan demi kemewahan
Pergi jauh tak terlihat
Semua tempat ia lihat
Dari Bali hingga Singapura
Tak luput dari mata
Anehnya para penegak
Bukan tegak
Bukan adil
Tapi uang yang terpenting
Tak bisa disangkal
Tak bia dibantah
Bukti telah ada
Tersedia di depan mata
Islam
(Abdil Haq Aqimuddin Qowi)
Aku korbankan diri
Bergelut dengan waktu
Di malam yang kelam kusadari
Islam agamaku
Lupakan semua kebiasaanku
Hari-hari kulalui
Aku tegarkan diri
Qur’an disampingku selalu mendampingiku
Aku ikuti Nabi Muhammad
Qur’an telah mengatakannya
Iman kutanam
Maksiat kulawan
Uang hanya tipuan
Dunia hanya khayalan
Dunia bukan impian
Islam telah menjanjikan
Nyaman dan tentram di surga kalian
Qur’an telah angkat bicara
Orang-orang telah percaya
Wali songo pun mengatakannya
Islam sebenar-benar agama
Aku
Jalan setapak panjang
Mengantar gerak langkah kakiku
Bulan purnama seolah mengerti deritaku
Awan hitam menaungi setiap inchi ragaku
Hidup tak ada artinya bagiku
Mati terlalu menakutkan bagiku
Terasa sangat sakit di ginjal
Ingin rasa hati mengganjal
Ya Allah....
Apakah salah hambamu ini?
Semua ibadah telah kulakukan
Semua usaha telah kuperjuangkan
Satu juta, sepuluh juta, seratus juta telah kukeluarkan
Tapi, mengapa rasa ini tak dapat hilang
Ya Allah....
Ingin rasanya kumengakhiri hidupku
Tapi aku tak mau membuat-Mu marah
Tak kuat pula aku merasakan panasnya neraka
Dugaan telah kubuat
Dugaan telah kubuat
Surga tak mungkin menerimaku
Seumpama aku mengakhiri hidupku hari ini
Tapi, tak kuat juga aku merasakan sakit ginjal ini
Menyerah....
Menyerah....
Tak akan kuperbuat
Hidup adalah anugerah bagiku
Tak mau aku meninggalkannya
Tapi, bagaimana ini kujalani?
Pasrah adalah yang terbaik
Ya Allah....
Berikan kekuatan bagiku
Berikan berkah di setiap derap langkahku
Berikan ampunan disetiap dosaku
Kerak Bangsa
Kulihat ke dasar bangsa
Kerak-kerak bangsa tergeletak
Butuh kehidupan dari puncak bangsa
Dimana banyak yang lupa
Dasar bangsa milik kita
Begitupun puncak bangsa
Bahkan dasar yang utama
Puncak hanyalah dusta belaka
Kita butuh anak-anak dasar
Penerus bangsa tak tertandingi
Perjuangan mereka lakukan
Bukan hanya bersenang-senang
Dasar butuh kita
Kita butuh dasar
Anak terbaik dilahirkan
Hanya dari dasar
Dasar memang terbaik
Pendidikan belum datang
Mereka sudah berjuang
Mendapat yang terbaik dari pengalaman
Heran ku dibuatnya
Dasar lebih tinggi dari puncak
Puncak dari belajar
Dasar dari pengalaman
Penguasa tak seadil pegadaian
Dasar hebat tak pernah dimanfaatkan
Dasar hebat tak diberi pendidikan
Hanya puncak yang dipandang
Sampai kapan dasar diabaikan
Pendidikan takkan pernah datang
Kekuatan pengalaman mereka tunjukkan
Mengubah semua pandangan
Bangsaku
Diam....
Tubuh membeku membelenggu
Darah berhenti mati
Sunyi senyap mengurung jiwa
Dingin....
Hati membeku keras
Jantung membeku tak berdetak
Mati biru tubuh
Sepi....
Angin berhembus berlalu
Angin menggertak suara jangkrik
Semua diam tak bergerak
Hilang....
Tenggelem ditelan malam
Lautan hitam menghanyutkan
Malam sepi mengajak pergi
Pahlawanku
Kau hilang tanpa jejak
Baru saja kumengenalmu
Kau telah pergi
Pergi tak kembali
Kau lalui hidup penuh duka
Tanpa bantuan sang lara
Kau sudah menderita
Hingga kau menutup mata
Kau masih muda
Tapi tak bergelimang dosa
Kau berpengaruh bagi mereka
Tapi kau terlalu cepat menutup mata
Tanpamu semua sepi
Burung tak lagi berkicau
Mangga tak lagi berbuah
Alam semua mati