Orang-orang terdekat beliau memiliki banyak kenangan istimewa seputar kehidupan perjuangan beliau. Mereka yang masih hidup kini melanjutkan jihad fi sabilillah mereka di medan Afghanistan, Pakistan, Irak, Yaman, dan Somalia. Banyak juga di antara mereka yang mendekam di Guantanamo, Bagram, atau penjara pemerintahan zionis, salibis, paganis, dan antek-antek murtadnya.
Di antara sedikit orang dekat beliau yang sempat menceritakan kembali pengalaman selama menemani beliau adalah Asadul Jihad ats-Tsani. Penerbit Sarriyah ash-Shumud al-I’lamiyah pada tahun 1430 H/2009 M telah menerbitkan kompilasi tulisan Asadul Jihad ats-Tsani dengan judul Al-Kitab al-Jami’ li-Maqalat Ra’si Harbatil Mujahidin. Arrahmah.com insya Allah akan menerjemahkan sebagian kisah menarik dari buku tersebut tentang diri syaikh Usamah yang selama ini belum banyak diketahui oleh publik.
Diterjemah dari buku di atas, artikel berikut ini ditulis oleh Asadul Jihad ats-Tsani menyambut kemunculan Syaikh Usamah dalam sebuah rekaman video, di mana selama beberapa tahun sebelumnya Syaikh Usamah hanya muncul dalam rekaman suara saja. Dan atas takdir Allah, kemunculan beliau dalam rekaman video tersebut merupakan rekaman resmi terakhir beliau sebelum syahid pada bulan 2011 di Pakistan. Rekaman video tersebut dipublikasikan pada tanggal 8 September 2007 dengan judul Al-Hall (The Solution).
Bertepatan dengan kemunculan sang singa
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada sang Rasul yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Juga kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti jejaknya sampai hari kiamat.
Kami telah menelaah berbagai kamus bahasa Arab…
Lalu kami dapati bahwa Usamah itu artinya singa …
Kami telaah sejarah Rasul …
Lalu kami dapati Usamah adalah orang yang paling beliau cintai …
Kami buka lembaran demi lembaran sejarah modern …
Lalu kami dapati bahwa pahlawan kita adalah Usamah …
Saya katakan dengan suara keras, maka mari katakan bersamaku: “Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!”
Ya, Usamah sang pembaharu, pahlawan yang perwira, komandan besar, dialah Syaikh Abu Abdillah Usamah bin Muhammad bin ‘Iwadl bin Ladin … semoga Allah menjaga dan melindungi beliau, serta menganugerahkan kepada beliau pendamping-pendamping yang baik yang menunjukkan dan membantunya kepada kebaikan.
Anak-anak kecil ketika dalam asuhan dan sekolahan bahkan sampai orang-orang dewasa di akademi-akademi dan perguruan-perguruan tinggi, mereka diajari tentang sejarah kehidupan orang-orang jahat, maling, penguasa-penguasa tak berharga, para wakil rakyat Amerika dan para wakil rakyat negara-negara kaum muslimin. Adapun kita, maka mari kita ajarkan kepada keluarga, anak-anak dan teman-teman kita sejarah orang-orang pilihan yang baik dan bertakwa.
Seorang syaikh yang tenang, tegar seperti gunung, menggentarkan orang-orang zhalim, orang-orang jahat dan para maling. Jika ia bicara seluruh, dunia diam mendengarkan. Jika ia berjanji, selalu ia tepati. Jika ia memukul, maka sangat menyakitkan. Jika ia mengangkat telunjuknya, orang-orang zhalim berdiri lantaran takut dan gentar, lalu mereka mendatangkan semua pengamat dan tukang sihir untuk mengetahui maksudnya kenapa ia mengangkat telunjuknya. Wajahnya ceria dan pemalu. Sangat kasih sayang kepada orang-orang mukmin.
Allahu akbar… Allahu akbar… Allahu akbar… Laa ilaha illallah…
Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT karena telah memberikanku umur panjang hingga saya berkesempatan melihat kemuliaan Islam terpancar dari mata Syaikhul Islam Usamah bin Ladin semoga Allah menjaga beliau. Saya tidak pernah melihat ada seseorang yang nilainya setara dengan satu bangsa, di mana musuh-musuh Islam mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Makanannya, pakaiannya, tinggi dan berat badannya, hubungannya dengan ini dan itu, apakah dia kena penyakit , apa yang membuat dia senang atau marah, apa yang dia kerjakan di rumah sakit sebelum dia dewasa, siapa saja kawan sekolahnya, kenapa dan dengan apa dia semir jenggotnya, dan .. dan .. dan .. Dan “artikel” sederhana di tangan anda ini bukanlah akhir dari apa yang akan mereka pelajari.
Biarkan mereka mati memendam kemarahan mereka. Kita sendiri kurang memberikan porsi yang memadai dalam mempelajari sejarah beliau dan mengambil pelajaran darinya, untuk kemudian menyampaikannya kepada orang-orang yang kita cintai. Semoga Allah menjadikan saya sebagai tebusan untuk Usamah bin Ladin.
Di hadapan anda, sekarang saya sajikan sebagian kecil dari ucapan dan sikap Sang Imam dan pembaharu, Syaikh kita Usamah bin Ladin semoga Allah menjaga dan membimbing beliau,yang saya kira sebelumnya belum pernah dipublikasikan atau didiskusikan secara layak, yang mana bukan termasuk hal-hal yang berbahaya jika dipublikasikan. Setiap ucapan dan sikap beliau mengandung banyak sekali pelajaran. Saya persilahkan kepada para pembaca untuk merenungkannya sendiri.
Dengan memohon pertolongan kepada Allah yang Mahabesar dan Mahaagung, saya katakan sebagai berikut:
Kisah #1:
Pernah pemerintah Yaman menangkap beberapa ikhwan dekat Syaikh Usamah bin Ladin. Hal itu terjadi sebelum serangan 11 September 2001. Di antara mereka adalah al-akh Khallad ‘Atsy yang merupakan salah satu dari 14 ikhwah yang ditahan sekarang, semoga Allah membebaskan mereka semua dengan segera.
Maka Syaikh Usamah pun mengirim surat kepada presiden Yaman Ali Abdullah Shalih yang isinya adalah: “Bebaskanlah si Fulan, si Fulan dan si Fulan dari penjara — di antara yang beliau sebut adalah Khallad ‘Atsy —, dan ini adalah perintah dari saya, jika tidak maka saya akan lakukan kepadamu sesuatu yang menyakitkan dirimu dan kalian akan mendapatkan bencana!”
Presiden Yaman itupun langsung melaksanakan perintah tersebut dengan penuh ketundukan. Maka dia bebaskanlah orang-orang tersebut secara mulia, karena dia paham betul arti dari ancaman Syaikh Usamah, yang apabila berjanji past ia laksanakan janjinya. Kemudian kembalilah ikhwan-ikhwan yang dibebaskan tersebut ke Afghanistan dan menerima tugas jihad baru dari Syaikh mereka Usamah bin Ladin.
Perlu diketahui bahwa atas kejadian itu hampir saja Amerika mengembargo Yaman sebagai hukuman, seandainya tidak terjadi serangan 11 September dan adanya kepentingan Amerika untuk bekerja sama dengan pemerintah Yaman melawan Islam dan penganutnya.
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Kisah #2:
Pernah suatu saat Syaikh Usamah mengunjungi sebuah klinik di Afghanistan. Beliau memang sering menjenguk ke klinik-klinik, rumah-rumah sakit, dan tempat-tempat penerimaan tamu, untuk mengetahui keadaan para ikhwah dan untuk meyakinkan kondisi mereka. Ketika beliau masuk ke sebuah klinik, di sana ada dua ikhwah bersaudara yang terbaring. Sebelumnya Syaikh Usamah telah mengetahui bahwa dua ikhwah bersaudara tersebut ada di klinik tersebut. Keduanya sakit sehingga dimasukkan ke klinik untuk berobat. Keduanya tidur berdampingan.
Keduanya terbangun ketika keduanya merasakan ada yang memijiti kedua kaki mereka. Ketika keduanya bangun, mereka melihat ternyata orang tersebut adalah Syaikh Usamah bin Ladin, semoga Allah meninggikan derajat beliau. Keduanya pun terkejut dan menegur beliau dengan mengatakan: “Kenapa Anda lakukan ini wahai Syaikh, semoga Allah mengampunimu? Jangan Anda lakukan ini, karena Anda adalah orang yang terpandang, dan seterusnya .. dan seterusnya. Beliau pun menjawab: “Ini adalah kewajiban kami terhadap kalian.”
Dua ikhwah ini adalah termasuk dari 19 ikhwah yang menyerang Amerika pada operasi 11 September. Semoga Allah menerima mereka dalam barisan syuhada’.
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Kisah #3:Dulu sebelum dimulainya neo perang salib ada beberapa pengikut Syaikh Usamah yang tertangkap di Iran. Maka Syaikh Usamah mengancam Iran dengan mengatakan: “Bebaskan mereka, karena kami belum lagi mengarahkan moncong senjata kami kepada kalian!” Setelah itu Iran pun segera membebaskan mereka semua.
Kisah #4:
Sebelum serangan 11 September Syaikh Usamah muncul di sebuah rekaman video. Dalam video tersebut nampak sosok beliau, di belakang beliau senjata dan di belakang senjata beliau ada peta dunia. Senjata beliau tersebut mengarah — secara tidak sengaja — ke salah satu negara Asia tenggara. Negara yang tertunjuk secara tidak sengaja tersebut pun mengirimkan utusan kepada Syaikh Usamah semoga Allah melindungi beliau, menawarkan harta dan mereka bersedia menuruti perintahnya asal beliau tidak melakukan penyerangan di negara mereka. Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum muslimin.
Inilah Syaikh, kami maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Kisah #5:
Ketika para ikhwah meloloskan diri dari Tora Bora di awal-awal perang, Syaikh Usamah tertidur sekejap dan bermimpi melihat seekor kalajengking di parit pertahanan yang beliau berada di dalamnya. Maka ketika beliau terbangun, beliau segera meninggalkan parit pertahanan tersebut karena mimpi tersebut.
Berselang satu atau dua hari kemudian parit pertahanan tersebut ditembak dengan rudal sampai hancur lebur, setelah sebelumnya ada orang munafiq yang meletakkan sebuah cips yang memberikan petunjuk kepada para pilot untuk menembak tempat tersebut. Akibatnya terbunuhlah seorang ikhwah yang sedang tidur di dalam parit pertahanan tersebut, dan Allah menyelamatkan hamba-Nya Usamah bin Ladin.
“Orang yang paling tepat mimpinya adalah yang paling jujur ucapannya.” (HR. ) Sedangkan beliau — menurut sangkaan kami — adalah memang begitu, kami tidak memuji seorang pun di hadapan Allah. Alangkah miripnya malam kemarin dengan tadi malam.
Kisah #6:
Dulu jika ada seorang ikhwah yang bertanya kepada Syaikh Usamah: “Wahai Syaikh Abu Abdillah, bagaimana kiranya jika Amerika menyerang kita dengan senjata nuklir???”
Selalunya beliau menjawab: “Jika mereka menyerang kita dengan nuklir, maka kita akan serang mereka dengan nuklir juga.”
Kami cukup percaya bahwa beliau adalah orang yang jujur dan menepati janjinya, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui siapa beliau yang sebenarnya.
Kisah #7:
Dulu ada seorang ahli nuklir dari Mesir yang ditugasi untuk mempersiapkan senjata nuklir dan membeli apa saja yang diperlukan untuk proyek tersebut, sebelum terjadi serangan 11 September. Syaikh Usamah telah menyiapkan serangkaian program untuk proyek ini dan beliau menggelontorkan dana yang banyak.
Sang pakar nuklir dari Mesir tersebut telah melakukan uji coba dengan meledakkan sebuah bom nuklir mini dan hasilnya adalah sebuah ledakan yang sangat dahsyat sekali. Hal tersebut menjadikan para pimpinan jihad sangat gembira sekali. Syaikh Usamah sendiri ikut memantau proyek ini secara langsung di setiap tahapnya.
Perlu diketahui bahwa ada beberapa orang murid dari seorang pakar nuklir Irak dari daerah Masyhadan, yang mana mereka semua itu menjadi buronan Amerika dan untuk itu Amerika menyiapkan banyak imbalan bagi siapa saja yang dapat menangkap mereka, mereka semua telah berbaiat kepada Syaikh Usamah bin Ladin.
Mereka telah mulai bekerja untuk membela agama Allah SWT, sedangkan yang menjadi pengawas mereka dalam proyek ini adalah sang pakar dari Mesir tadi. Kini kita tinggal menunggu hari saja.
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Kisah #8:
Di antara ucapan beliau yang terkenal adalah: “Mungkin di antara kalian ada yang mengatakan tentang diriku, bahwa saya mengatakan dalam hati, seandainya saya tidak melakukan apa yang telah saya lakukan tentu saya tidak akan menjadi buron. Jika saya tidak melakukan apa yang telah saya lakukan, tentu saya akan lebih leluasa. Mungkin saya menyesali perbuatanku. Untuk itu saya katakan: “Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, bahwa penyesalan seperti itu tidak pernah terbersit sedikit pun dalam hatiku.”
Kisah #9:
Di antara ucapan beliau yang lain adalah: “Saya jika melihat orang yang umurnya telah mencapai 40 tahun, saya merasa sedih. Saya katakan dalam hati: Seorang yang telah mencapai umur 40 tahun sedangkan dia belum dapat membebaskan tempat Rasul melakukan isra’ , masjid Al Aqsa.” Kemudian beliau memegang jenggotnya dengan sedih dan mengatakan: “Kini saya telah mencapai umur 40 tahun…” Beliau merasa apa yang beliau lakukan masih sangat sedikit.
Wahai Syaikh Usamah yang tercinta, apakah engkau mengatakan seperti itu sedangkan engkau telah melakukan apa yang telah engkau lakukan selama ini. Engkau adalah seorang imam dan pembaharu. Lalu apa yang dapat kami katakan sedangkan umur kami telah mencapai 40 tahun.
Kisah #10:
Bagi orang yang tidak mengenal Syaikh Usamah, beliau adalah orang tua yang pengasih. Beliau menangisi kondisi umatnya dan apa yang menimpa umatnya. Beliau menangisi kaum muslimin yang terbunuh dan juga menangisi ikhwan-ihkwan yang telah melakukan operasi syahid.
Kisah #11:
Hal yang sering kali membuat beliau sedih dan menjadikan kedua mata beliau berlinang adalah pembicaraan soal Palestina.
Kisah #12:
Beliau selalu mengikuti berita satu persatu. Jika di radio beliau mendengar sebuah operasi syahid di Palestina, beliau berdiri lantaran gembira lalu beliau keluar dari tempat tinggal beliau sambil menembakkan senjata beliau ke langit saking senangnya dengan serangan yang dilakukan oleh Mujahidin Palestina terhadap Yahudi.
Kisah #13:
Ketika ada yang mengatakan kepada beliau supaya beliau mengirim satu regu pasukannya untuk melancarkan serangan di Palestina terhadap Yahudi, maka beliau menjawab: “Sebagai penghormatan kita kepada jihad yang dilakukan Hamas dan kelompok-kelompok jihad lainnya di Palestina yang berperang melawan Yahudi, maka kita tidak harus mengirim orang untuk melancarkan serangan, meskipun kita bisa melaksanakan sebuah serangan spektakuler di sana, sedangkan mereka sendiri sedang melaksanakan sebuah amalan yang besar dan mulia melawan Yahudi.” Ini lantaran sangat cintanya dan hormatnya beliau terhadap mujahidin Palestina.
Kisah #14:
Sebelumnya Syakh Usamah bin Ladin telah merencanakan serangan menggunakan lebih dari empat buah pesawat. Beliau mengatakan bahwa serangan tersebut seharusnya bukan hanya empat atau lima atau enam atau sepuluh serangan. Sebelumnya beliau telah menetapkan bahwa serangan bukan dilancarkan pada 11 September tapi setelahnya. Namun keputusan itu beliau percepat karena dua hal. Pertama, karena beliau mengetahui bahwa Amerika hendak menyerang Afghanistan sehingga beliau ingin membuat kejutan buat Amerika dan mengubur keangkuhannya dalam tanah. Kedua, karena beliau sangat sedih terhadap Palestina dan apa yang dialami oleh penduduk Palestina. Maka beliau pun memutuskan untuk menyegerakan serangan, dan beliau memandang bahwa lebih baik serangan hanya dilancarkan dengan empat serangan pesawat saja. Sedangkan sisanya beliau akhirkan sampai Allah menentukan sesuatu yang telah Ia tetapkan.
Kisah #15:
Beliau mendengar ada wanita-wanita Palestina yang keluar ke jalan-jalan dengan mengusung gambar beliau sambil meneriakkan: “Wahai Usamah, mana janjimu!!!”
Demi mendengar berita tersebut Syaikh Usamah sangat sedih sekali, dan tiga hari beliau tidak berbicara dengan seorang pun lantaran kesedihan beliau yang sangat mendalam. (Semoga Allah menjadikanku sebagai tebusan beliau).
Beberapa hari kemudian terjadilah serangan 11 September yang penuh berkah itu. Beliau pun bersumpah dengan sumpah yang sangat terkenal selama beberapa abad terakhir ini sebagai tindakan riil beliau untuk membela Palestina yang tercinta.
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Engkau singkirkan debu kehinaan dari kami, semenjak dimulainya …
Serangan September, tatkala seluruh dunia gempar …
Lantaran sebuah serangan telak dari seorang yang beride cemerlang …
Terhadap istana tiran, dengan ide itu orang takkan meleset …
Demi Allah betapa hebatnya engkau sang singa yang menyerang sebagai tumbal …
Kepada musuh, engkau sergap kemudian engkau balaskan dendam …
Allahlah yang menyerang menara kembarnya melalui tanganmu …
Namun jika yang menggunakanmu manusia niscaya mereka takkan dapat meruntuhkannya…
Inilah Usamah (singa) yang meraung di medannya …
Mampukah kiranya burung Rakham melawannya …
Raungannya menggoncang seluruh Amerika …
Amerika pun yakin benar bahwa ia akan sirna …
(Arrahmah.com) – Dalam artikel kali ini, Asadul Jihad ats-Tsani kembali menuturkan beberapa pengalaman pribadinya dan orang-orang dekat syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah selama menemani syaikh Usamah. Masa-masa bombardir total pesawat perang AS dan ISAF terhadap mujahidin Al-Qaeda yang mengundurkan diri dari Afghan ke perbatasan Pakistan melalui jalur pegunungan Tora Bora meninggalkan banyak kenangan indah, menegangkan, dan terkadang lucu.
Pertempuran di pegunungan Tora Bora, Afghanistan, dimulai pada tanggal 20 Rajab 1422 H bertepatan dengan tanggal 7 Oktober 2001 M. Lusinan pesawat tempur Amerika meraung-raung dan memuntahkan timah panas ke parit-parit di sekitar pengunungan Tora Bora. Tidak hanya itu saja pesawat jenis B 52 dan C 130 itu pun menghujani pegunungan yang wilayahnya tidak lebih dari satu mil persegi tersebut dengan Smart Bomb (bom cerdas), bom-bom cluster dan juga bom pembakar gua.
Mereka ingin membumi hanguskan tempat yang kecil ini dan memusnahkan dari muka bumi. Para pemimpin Amerika yakin akan keberadaan Syekh Usamah bin Ladin ditempat tersebut. Siang dan malam tidak berlalu kecuali ada pesawat tempur yang melintas dengan bom bardir dahsyat setiap menitnya. Hal ini terus berlangsung hingga pertengahan Ramadhan, jadi bombardier tersebut berlangsung kurang 45-an hari.
Sementara itu, Syekh Usamah bin Ladin, bersama sahabat setianya Syekh Ayman Az-Zawahiri, dan sekitar 300an mujahid terus bertahan dengan hanya berharap ridho dan pertolongan Allah swt dari serangan dan bombardir Amerika yang tiada habisnya. Dengan Suhu 10 derajad dibawah nol mereka menggali Khandaq (Parit pertahanan) sebanyak seratus buah, dengan rata-rata satu khandaq untuk berlindung 3 mujahid di area yang tidak lebih dari satu mil persegi. Mereka melakukan itu untuk menghindari lebih banyak korban yang jatuh akibat bombardir pasukan Amerika. Satu pesawat bisa melintas lebih dari 2 jam, dan satu kali tembakan berisi 20 sampai 30 bom.
Berikut ini kisah selengkapnya, dituturkan oleh salah seorang pelaku sejarah yang masih hidup.
Kisah #16:
Syaikh Usamah bin Ladin adalah orang yang terakhir kali turun dari pegunungan Tora Bora di bawah bombardir senjata berat yang terjadi di awal perang salib di Afghanistan. Setelah beliau yakin bahwa semua ikhwah telah turun, maka beliau baru turun. Ini beliau lakukan lantaran sangat cintanya beliau kepada para pengikutnya.
Demi Allah, alangkah baiknya engkau wahai Usamah.
Kisah #17:
Ada kisah-kisah lucu bersama beliau. Di antaranya adalah ketika ada seorang ikhwah dari Hijaz –ikhwah ini terkenal suka bercanda–, dia masuk salah satu parit pertahanan di Tora Bora, ketika Amerika membombardir Afghanistan. Namun dia tidak tahu parit pertahanan siapa yang dia masuki tersebut. Dia pun masuk dan mendapatkan ada beberapa orang yang sedang duduk, yang di belakang mereka ada lampu. Saking gelapnya tempat tersebut sehingga tidak ada cahaya sama sekali meski siang hari.
Ikhwah kita ini sekarang telah berada di dalam parit pertahanan dan tidak dapat melihat wajah orang-orang yang ada di sana. Namun dia dapat melihat bahwa ada beberapa orang yang duduk di sana. Maka ia pun mengatakan dengan suara yang tinggi: “Wahai para pemuda, as ssalamu ‘alaikum, apa kabar antum? Bagaimana kondisi antum?”
Para ikhwah yang berada di dalam parit pertahanan itu pun tertawa. Ikhwah dari Hijaz itu pun mengatakan dengan suara keras: “Beritahukan saya siapa antum, wahai para pemuda, saya tidak dapat mengenali wajah-wajah yang baik ini!!” Dia lalu bertanya: “Siapa namamu akhi?” Orang yang ditanya pun menjawab: “Saya saudara antum, Aiman Azh- Zhawahiri!”
Ikhwah kita ini pun menelan ludahnya dengan susah, dan mengatakan: “O, ya!” Sementara ikhwah-ikhwah yang lain tertawa melihat kejadian itu. Ikhwah dari Hijaz itu terus bertanya kepada yang lainnya: “Antum, siapa antum?” Orang yang ditanya itu pun menjawab: “Saya saudara antum, Usamah bin Ladin!!”
Spontan ikhwah kita yang satu ini mengatakan: “Maaf ya Syaikh, maaf. Mana kepala antum, berikan kepadaku biar kucium kepala antum, juga kepala Syaikh Aiman …!”
Sementara ikhwah yang lain pun terus tertawa. Mereka balik bertanya: “Antum sendiri siapa?” Dia menjawab: “Saya Fulan… “ Maka Syaikh Usamah pun mengatakan kepadanya: “Selamat datang, bagaimana keadaan antum, apa ada yang kurang…???
Ikhwah tersebut menjawab: Saya salah masuk, maaf … maaf…”
Semoga Allah menjagamu, wahai Syaikh Usamah, dan semoga Allah menganugerahkan kepadamu teman-teman dekat yang baik.
Kisah #18:
Salah seorang ikhwah merupakan seorang komandan regu mujahidin berangkat ke Tora Bora. Orangnya serius dalam berbicara dan bersikap. Ia baru saja menempuh perjalanan empat jam dari bawah sampai puncak Tora Bora. Ketika sampai ke tempat para ikhwah, ia masuk ke salah satu parit pertahanan. Di sana ia mendapati para ikhwah sedang duduk dan mereka membuat sebuah perapian penghangat lantaran sangat dinginnya cuaca.
Sang komandan ini pun menyalahkan para ikhwah yang duduk-duduk tersebut. Ikhwah kita sang komandan ini telah kelelahan dan penat setelah melakukan perjalanan. Ia mengucapkan salam dan meletakkan suthrah —- sleping bag — nya. Para ikhwah pun menyambutnya dan mengatakan kepadanya: “Selamat datang, silahkan istirahat!”
Dengan nada menyalahkan apa yang mereka lakukan tersebut, ia menjawab: “Kita banyak kesibukan, kita tidak selayaknya duduk-duduk!!!” Sang komandan pun keluar. Kemudian ketika kembali, ia dapatkan suthrahnya dalam keadaan terbuka dan nampak habis diperiksa. Para ikhwah memeriksanya karena khawatir ada chip di dalamnya karena para ikhwah tidak dapat melihat wajah sang komandan tadi.
Sang komandan tersebut melihat kepada para ikhwah sambil mengatakan: “Hasbiyallah wa ni’mal wakil.” Ia mengulangnya beberapa kali sambil mengumpulkan segala keperluannya untuk merubah posisi parit pertahanan. Sang komandan tersebut juga tidak menanyakan siapa-siapa saja ikhwah yang ada di situ, karena dia orangnya serius dan tidak suka banyak bicara.
Ketika sudah keluar, dia baru tahu ternyata Syaikh Usamah dan Syaikh Aiman berada di dalam parit pertahanan tersebut. Iapun menyesal atas sikapnya dan kenapa tidak ikut duduk-duduk bersama, karena segala kebaikan dan manfaat ada dalam majlis tadi.
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Kisah #19:
Di antara ucapan beliau yang dapat diceritakan adalah tatkala datang seseorang yang belum pernah ikut jihad dan belum pernah berperang sebelumnya, kemudian mengatakan kepada Syaikh Usamah: “Kalau antum lakukan begini dan begitu tentu lebih baik. Kalau antum tidak lakukan ini dan itu tentu lebih afdlal.”
Maka Syaikh Usamah menjawab kepada orang tersebut dengan kata-kata yang agung yang ditulis dengan tinta emas. Beliau mengatakan: “Sesungguhnya jihad itu adalah puncak tertinggi dalam Islam. Orang yang berada di puncak sesuatu akan dapat melihat semua yang ada di bawahnya dengan jelas. Lain halnya dengan orang yang berada di bawah.”
Allahu akbar… Allahu akbar … walillahil hamd …
Kisah #20:
Jika antum bertanya tentang ketawadhu’an Syaikh Usamah, maka antum tidak akan payah mencari jawabannya.
- Beliau selalu berkeinginan untuk tinggal di front-front pertempuran. Akan tetapi para ikhwah selalu menyarankan beliau untuk tetap tinggal di kamp-kamp dan pos-pos penerimaan tamu dan utusan. Karena banyak dan sering sekali utusan yang datang untuk bertemu beliau, sepanjang tahun. Baik dari kalangan ulama — sebagian ada yang diumumkan terang-terangan dan sebagian lagi ada yang disembunyikan identitasnya —, mujahidin, jurnalis, bussinesman, dan berbagai macam tamu yang memiliki tujuan yang berbeda-beda.
- Beliau tidak pernah membiarkan tamu beliau tanpa beliau sambut. Beliau menyambut semua orang dengan lapang dada, dari manapun mereka datang tanpa ragu ataupun khawatir.
Sampai-sampai ada yang datang kepada beliau untuk pertama kalinya, ia mendekati beliau dengan wajah yang ceria. Maka para pengawal beliau pun berusaha untuk memeriksa orang tersebut, akan tetapi Syaikh Usamah menyuruh para pengawal beliau tersebut untuk membiarkan tamu tersebut.
Sering kali para pengawal Syaikh Usamah tersebut merasa khawatir terhadap para tamu baru. Di antara mereka ada yang datang langsung mencium kepala beliau atau memeluk beliau. Ketika para pengawal beliau panik, beliau langsung melarang mereka. Beliau ingin menyambut mereka dengan penuh penghormatan melebihi penghormatan para tamunya. Ada tamu dari Arab dan non Arab. Mereka datang dengan langsung menyeruduk untuk memeluk dan mencium beliau. Beliau pun selalu menyenangkan dan memuliakan mereka secara maksimal.
- Beliau selalu memantau kondisi para ikhwah yang ada di front, rumah sakit, klinik, dan rumah-rumah penerimaan tamu. Seolah seluruh hidupnya itu hanya untuk menanyakan bagaimana kondisi ikhwah dan berkeliling mengecek kondisi mereka.
- Setiap ikhwah masing-masing merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling dicintai oleh Syaikh Usamah. Dan setiap orang yang pernah duduk bersama beliau pasti mencintainya sejak pertama kali melihat beliau.
- Beliau duduk di mana saja bersama ikhwah yang lain untuk makan, tidak ada tempat khusus untuk beliau. Beliau makan seperti apa yang para ikhwah makan. Seolah beliau adalah sama dengan yang lain dan bukan amir mereka atau komandan mujahidin dan muslimin. Beliau mengambilkan daging dan lauk dengan tangan beliau untuk orang yang berada di dekat beliau.
Kisah #21:
Beliau terkadang bermain dan bercanda dengan para ikhwah. Di antara hal lucu lainnya, pernah ada seorang ikhwah datang dalam keadaan marah dan mengatakan kepada beliau: “Saya tidak mau tinggal di Afghanistan!! Saya tidak mau kesenangan dunia!! Saya mau pergi ke Chechnya saja dan berperang di sana!!!”
Sedangkan Syaikh Usamah dalam keadaan duduk di tempat duduknya yang sederhana. Maka beliau mengambil satu genggam tanah di dekatnya dan beliau lihat. Dengan bercanda beliau mengatakan sambil melihat ke tanah tersebut: “Apakah ini yang dimaksud kesenangan dunia??!”
Kisah #22:
Ada seorang ikhwah dari Hadhramaut (Yaman, edt) yang biasa mengikuti adat istiadat suku sedang terkena bawasir. Syaikh Usamah pun menyarankannya agar berobat dengan madu dan lainnya. Namun ikhwah tersebut tidak sanggup menahan sakit sehingga ia memilih operasi. Beberapa saat kemudian ikhwah tersebut bertemu dengan Syaikh Usamah dan Syaikh pun bertanya tentang sakitnya untuk meyakinkan kondisinya. Ikhwah tersebut menjawab bahwa telah melakukan operasi untuk menghilangkan bawasirnya.
Dengan nada bercanda, Syaikh Usamah memegang jenggotnya yang tidak terlalu lebat, dan berkata: “Yaa laumaaah !!! Yaa Laumaah !!” (Wah sayang…! Wah sayang…! Ungkapan yang digunakan seseorang yang menyayangkan sesuatu terjadi, —pen.)
Karena ikhwah kita yang satu ini termasuk orang yang kuat memegang adat. Seolah Syaikh Usamah dengan nada bercanda mengatakan kepadanya, kenapa engkau mau dioperasi? (Karena mungkin secara adat membuka pantat itu sangat aib bagi seseorang –pen.)
Ikhwah itu tadi pun secara spontan menyahut: “Aduh .. aduh .. yaa laumaah! Kenapa engkau tidak bilang sebelumnya, wahai Syaikh …”
(Arrahmah.com) – Dalam artikel kali ini, Asadul Jihad ats-Tsani kembali menuturkan beberapa pengalaman pribadinya dan orang-orang dekat syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah selama menemani syaikh Usamah. Banyak hal diceritakannya. Dari pengalaman di medan perang Afghanistan, keakraban dengan semua orang yang bergaul dengan beliau, hingga penghormatannya kepada seorang ibu mujahid dari Makah dan tangis bahagia seorang nenek tua di Sudan.
***
Kisah # 23Seringkali para ikhwah mengundang beliau untuk menyampaikan khutbah atau nasehat buat mereka. Namun Syaikh Usamah termasuk orang yang tidak menyukai hal itu. Bahkan seringkali beliau menghindari berkhutbah di kalangan ikhwah kecuali jika ada suatu keperluan yang mendesak.
Kisah # 24
Suatu kali ada seorang ikhwah datang ke masjid untuk shalat jum’at. Lalu di sana dia melihat ada Syaikh Usamah sedang duduk dengan memeluk lututnya sambil menunggu shalat sebelum khatib masuk. Maka ikhwah kita ini mengatakan dalam hatinya: “Hari ini saya tidak ada kerjaan sampai datang waktu khutbah, selain melihat dan memperhatikan Syaikh Usamah,” — lantaran sangat cintanya mereka kepada beliau —.
Ketika itu Syaikh Usamah kelihatan memegang sebuah mushaf kecil yang beliau keluarkan dari saku beliau. Beliau pun membacanya. Tiba-tiba, di tengah-tengah beliau membaca Al Qur’an itu, beliau menengadahkan pandangannya ke langit sambil merenung dengan tenang. Beliau terus dalam keadaan seperti itu dalam waktu yang sangat lama sekali kira-kira satu jam. Ikhwah kita tersebut pun terus memperhatikan beliau dari jauh. Kemudian para jamaah mulai berdatangan ke masjid sampai masjid hampir penuh, sedangkan Syaikh Usamah masih saja menengadahkan pandangannya ke langit.
Kita tidak tahu apa yang sedang beliau renungkan dan ayat yang mana yang sedang beliau tadabburi sampai beliau lama sekali memikirkannya. Beliau terus dalam keadaan seperti itu dalam waktu yang tidak sebentar. Sampai akhirnya khatib naik mimbar dan mengucapkan salam kepada para jamaah. Syaikh Usamah pun menyahut, lalu kembali tenggelam dalam tadabburnya tadi. Akhirnya beliau menutup mushafnya dan mendengarkan khutbah. Dan kita tidak tahu apa yang tengah beliau pikirkan dan ayat mana yang menjadikan beliau menerawang sampai begitu lama.
Kisah # 25
Syaikh Usamah selalu menasehatkan agar tidak merasakan kenapa kemenangan datang begitu lambat, agar pelan dan hati-hati, dan agar senantiasa sabar. Di antara perkataan beliau yang selalu beliau ulang-ulang adalah: “Sesungguhnya kemenangan itu dapat diraih dengan kesabaran sesaat, sedangkan kita ingin selain sabar sesaat, kita bersabar dua kali lipatnya lagi.”
Kisah # 26
Di antara ucapan beliau lainnya yang sering beliau ucapkan, sampai ketika bom-bom dan rudal-rudal membombardir bumi di sekitar mujahidin, adalah: “Supaya datang kelapangan … harus ada kesempitan.”
Kisah # 27
Ucapan beliau lainnya lagi adalah: “Setiap hari yang dilalui seorang mujahid dalam perang gerilya ini sedangkan dia terus berperang, maka itu terhitung satu kemenangan, karena ini adalah proses menguras tenaga musuh.”
Kisah # 28
Ucapan agung lain yang beliau ucapkan dalam memberikan motivasi untuk melakukan amaliyah istisyhadiyah adalah: “Lebah itu kalau menyengat 9 kali di kepala maka akan dapat menewaskan orang yang disengatnya. Hendaknya para mujahidin merenungkan hal ini.”
Kisah # 29
Beliau memilih lebih dekat dengan para ikhwah yang telah menikah dari pada ikhwah yang belum menikah. Sampai-sampai terkadang ada ikhwah yang mengatakan kepada beliau bahwa si fulan (yang belum menikah) itu lebih pantas daripada si fulan (yang telah menikah). Maka beliau mengatakan bahwa orang yang telah menikah itu pikirannya lebih cemerlang dan orangnya lebih tahan dalam berhijrah.
Kalau ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah saya lebih baik menikah, atau justru kalau saya menikah akan menghalangiku berjihad atau menghalangiku dari sebagian pekerjaan jihad?”
Maka beliau menjawab: “Kalaupun di antara antum itu ada yang berada di mulut singa maka jangan sampai hal itu menghalanginya untuk menikah!!!”
Engkau benar wahai Syaikh kami, dan saya telah merasakannya. Maka hendaknya para ikhwah yang masih bujang memikirkan hal ini…
Kisah # 30
Di antara ucapan beliau yang lain adalah: “Jika aku terbunuh atau meninggal, maka janganlah kecintaan kalian kepadaku menjadikannya meninggalkan jalan perjuangan ini. Tapi dengar dan taatlah kepada siapa saja yang menjadi pimpinan kalian!” Semoga Allah melindungi beliau dan memberikan berkah pada umur beliau.
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya.
Kisah # 31
Alangkah miripnya malam ini dengan malam kemarin. Pernah Syaikh Usamah memberikan nasehat kepada Taliban agar dalam berperang melawan orang-orang murtad (pengkhianat) — ini terjadi sebelum penyerangan bangsa Salibis ke Afghanistan, Oktober 2001— hendaknya menempatkan satu penjagaan di atas gunung Shabir. Padahal jarak antara gunung tersebut dengan musuh sekitar 15 km, akan tetapi gunung ini langsung bersambung dengan jalan satu-satunya yang mengarah ke sana.
Namun Taliban tidak mengambil masukan dari Syaikh Usamah tersebut. Maka Syaikh Usamah pun menempatkan satu penjagaan sendiri di sana. Maka pada saat musuh hampir saja menguasai kota Kabul setelah mereka nyaris menguasai gunung, Syaikh Usamah pun menembaki musuh dengan senjata anti pesawat, untuk mengirimkan pesan kepada Taliban bahwa kami masih tetap bersama kalian melindungi kalian dari arah belakang, maka tetaplah kalian bertahan.
Kemudian Syaikh Usamah memerintahkan agar bergerak ke arah sebuah tank peninggalan Rusia yang telah rusak yang telah disamarkan dalam khandaq. Padahal para ikhwah tidak membawa roket anti tank kecuali satu saja. Roket itu pun mereka pasang dan mereka tetap berjaga di sana sampai roket tersebut ditembakkan tepat di tengah-tengah musuh. Musuh pun akhirnya mundur ke belakang dan atas karunia Allah semata beliau berhasil menghentikan serangan musuh yang hampir saja merebut kota Kabul!!
Alangkah miripnya malam ini dengan malam kemarin.
Kisah # 32
Apabila beliau pergi ke pasar untuk membeli beberapa keperluan, beliau meletakkan ujung surban beliau di muka karena saking pemalunya beliau.
Kisah # 33
Pada saat di tinggal Sudan, ada seorang nenek yang memegangi baju beliau dan meminta uang. Padahal Syaikh Usamah itu sangat pemalu dengan orang yang tidak beliau kenal. Pada saat itu Syaikh Usamah tidak membawa uang. Maka beliau melihat kepada ikhwah yang membawa uang beliau, beliau panggil ikhwah tersebut dan beliau mengambil uang yang banyak sekali kemudian beliau berikan kepada nenek tersebut, karena sangat belas kasih beliau kepada nenek tersebut. Nenek itu pun memandangi uang sangat banyak yang ada di tangannya yang diberikan kepadanya itu, seolah tidak percaya.
Maka terjadilah situasi yang besar. Nenek itu berlutut sambil menangis. Ia menengadahkan tangannya ke langit dan mendoakan Syaikh Usamah dengan sangat serius sambil menangis.
Kami tidak tahu apa yang terjadi lantaran berkah doa nenek tersebut kepada Syaikh Usamah.
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Kisah # 34
Ada seorang ibu, penduduk Makah semoga Allah memuliakannya, umurnya sudah enam puluh tahun lebih. Kunyah (nama panggilan)nya Ummu Umar Al-Makkiyah, semoga Allah melindunginya. Anaknya termasuk orang yang ikut berjihad di Afghanistan sebelum serangan bangsa Salibis sekarang ini. Ibu ini biasa mengirim secara rutin ke Afghanistan beberapa karton makanan olahan dari korma yang ia buat sendiri dengan tangannya. Ibu ini sudah terkenal dengan kirimannya tersebut. Para ikhwah selalu menunggu dan merindukan makanan olahan tersebut dan mereka menyebutnya dengan nama ma’mul Ummi Umar Al-Makkiyah.
Suatu kali ibu ini datang ke Afghanistan untuk menengok anaknya. Sesampainya di sana ibu ini bersumpah untuk pergi ke front untuk berjihad dan menembak fi sabilillah. Maka Syaikh Usamah pun menyambutnya dengan mulia, kemudian membawanya dari Peshawar ke front Jalalabad. Ibu itu pun dipersilahkan menembakkan Aldchka, Syaikh Usamah mempersilahkan ibu itu untuk menunaikan sumpahnya.
Kisah # 35
Syaikh Usamah dikenal sebagai orang yang sangat santun sekali. Berikut ini kami ceritakan sebagian dari kisahnya.
Ada seorang ikhwah yang duduk berhadap-hadappan dengan Syaikh Usamah, lututnya di dekatkan dengan lutut Syaikh, sambil memprotes Syaikh Usamah dengan sangat keras sekali. Ikhwah yang satu ini memang sudah terkenal jika sedang marah ia tidak lagi dapat konsentrasi dan tidak dapat mengendalikan diri. Ikhwah ini menudingkan telunjuknya ke wajah Syaikh dan berbicara dengan suara yang sangat tinggi. Ia katakan, kenapa begini dan kenapa begitu.
Syaikh Usamah hanya diam dan tidak membantahnya. Maka ikhwah kita yang satu ini mengatakan kepada Syaikh Usamah: Saya minta darimu ini, ini, dan itu. Syaikh Usamah menjawab: “Semua permintaanmu akan terkabul, insya Allah…”
Kemudian ikhwah kita ini keluar sambil mangangguk-anggukkan kepalanya, ia sangat menyesali apa yang ia lakukan, setelah ia sadar. Ikhwah tersebut duduk sambil melihat jarinya dan mengatakan kepada dirinya sendiri: “Bagaimana saya bisa mengangkat suaraku dan jariku ke wajah Syaikh Usamah … Dan bagaimana Syaikh tidak menghardikku sama sekali, bahkan justru mengabulkan permintaanku …?”
Kisah # 36
Pernah seorang pengaku salafi dalam suatu majelis di hadapan banyak orang dan di hadapan Syaikh Usamah dan para pengawal beliau, dia mengatakan kepada Syaikh Usamah — dengan gaya yang sangat tidak beradab dan tanpa hormat sedikitpun —: “Kamu salah dalam ini dan itu!!!” Para pengawal Syaikh Usamah pun menunggu-nunggu isyarat dari Syaikh Usamah untuk bertindak sesuatu. Akan tetapi Syaikh Usamah tidak memotong perkataan orang tersebut meski dengan satu kata, sampai orang itu menyelesaikan tuduhan-tuduhannya.
Kemudian Syaikh Usamah mengatakan kepada salah seorang pengawalnya: “Periksalah kondisinya, jika dia orang yang kekurangan maka bantulah dia dalam masalah duniawinya.”
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Kisah # 37
Syaikh Usamah juga pernah mengatakan: “Sungguh Allah telah mengaruniaiku dengan sifat penyantun yang tinggi. Namun jika Allah mentakdirkan aku berkumpul dengan kalian di front pertempuran, niscaya kalian akan melihat sesuatu yang lain dariku.”
Ini memang benar adanya dan semua orang yang pernah berperang bersama beliau mengetahuinya, semoga Allah melindungi beliau.
Apa yang beliau katakan ini mirip sekali dengan apa yang dikatakan oleh Al-Ahnaf bin Qais (seorang ulama tabi’in dan panglima perang yang gagah berani di zaman sahabat, walau kakinya agak pincang, edt).
Kisah # 38
Siapa saja yang ingin mendaftarkan diri untuk melakukan amaliyat istisyhadiyah, cukup dengan cara meminta satu pertemuan khusus dengan Syaikh Usamah, berbicara berdua dan tidak ada orang lain.
Kisah # 39
Siapa saja yang ingin berbaiat kepada beliau, cukup dengan cara meminta pertemuan khusus dengan Syaikh Usamah yang tidak disertai orang lain.
Kisah # 40
Siapa saja yang ingin mengajukan pertanyaan-pertanyaan pribadi, maka cukup dengan cara meminta satu pertemuan khusus dengan beliau tanpa ada orang lain.
Sampai-sampai para pengawal beliau pun berada jauh dari pertemuan tersebut setelah mereka melakukan prosedur pengamanan.
Kisah # 41
Semua orang bisa melakukan pertemuan khusus dan pribadi dengan Syaikh, baik orang tua maupun anak muda, sama saja.
Kisah # 42
Syaikh Usamah terkenal sebagai orang yang mau duduk dengan orang tua maupun anak muda. Beliau menghormati mujahidin yang menuntut ilmu, menghormati orang tua, dan selalu berprasangka baik kepada kaum muslimin.
Kisah # 43
Beliau tidak berkenan jika di dalam majelisnya ada ikhwah yang membicarakan jamaah-jamaah Islam dengan tidak baik, atau menghinanya. Beliau juga tidak memperkenankan di majelisnya diperbincangkan masalah perselisihan-perselisihan yang terjadi di antara jamaah-jamaah Islam atau menebar isu. Beliau selalu mengatakan: “Di hadapan kita ada hal yang lebih penting dan lebih besar, dan kita ini sedang dalam pertempuran dan peperangan.”
Jika hal itu terjadi dan kemudian ada suatu kezaliman atau hal yang perlu diingatkan pada satu jamaah tertentu, dan ada orang yang menyampaikan kepada beliau dengan mengatakan: “Mereka ada begini dan begitu, mereka melakukan ini dan itu”, maka Syaikh Usamah segera memotong pembicaraannya dengan mengatakan: “Kecuali orang yang dirahmati Allah.”
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
(Arrahmah.com) – Bagaimana taktik syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah untuk menguras energi, personil, dan persenjataan Amerika dan sekutunya di pegunungan Afghan sejak invasi militer pada bulan Oktober 2011? Di tengah gencarnya bombardir militer ISAF terhadap posisi mujahidin Afghan, bagaimana cara syaikh Usamah membangkitkan semangat tempur para komandan dan ikhwah mujahidin? Bagaimana jalannya perang dalam masa-masa paling berat pasca mundurnya Taliban dari Kabul tersebut? Asadul Jihad ats-Tsani menuturkan kembali momen-momen krusial tersebut dalam artikel berikut ini.
Kisah # 43
Syaikh Usamah bukan tipe orang yang memaksakan kehendaknya dalam urusan militer maupun urusan strategi. Beliau juga belum pernah diketahui memaksakan pendapat pribadinya. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, beliau selalu bermusyawarah dalam mengambil keputusan.
Kisah # 44
Pernah beliau memberikan arahan kepada mujahidin untuk pergi dari Afghanistan ke Kuwait pada saat Saddam Husain menyerang Kuwait. Arahan itupun dilaksanakan. Pada saat Saddam Husain melancarkan serangan pada tanggal 2 Agustus 1990, para ikhwah mujahidin telah sampai di Kuwait pada tanggal 10 Agustus 1990, hanya berselang 8 hari saja. Pada saat itu Syaikh Usamah terus memantau reaksi negara-negara Arab. Beliau berpendapat untuk melakukan gencatan senjata sementara dengan negara-negara Arab untuk bersama-sama membendung serangan Saddam Husain. Namun ketika beliau mulai yakin bahwa negara-negara Arab tidak lain hanya alat yang dimainkan oleh Amerika, yang hanya melaksanakan arahan-arahan Amerika, beliau menurunkan perintah agar para ikhwah keluar dari Kuwait dan kembali ke Afghanistan, sementara para ikhwah yang memang belum sampai Kuwait diperintahkan untuk membatalkan kepergian mereka ke Kuwait, karena beliau mulai mencium gelagat pengkhianatan dari negara-negara Arab terhadap dirinya dan para ikhwah.
Kisah # 45
Beliau sangat dermawan sekali. Beliau selalu berpesan kepada para komandan agar memuliakan para ikhwah mujahidin dalam makanan dan hal-hal yang mereka perlukan, dan agar jangan sekali-kali menolak apapun yang mereka minta. Satu saat beliau pernah mengatakan kepada para komandan mujahidin dengan nada bercanda: “Kalaupun mereka meminta Jisburger, berikan apa yang mereka minta.”
Kisah # 46
Para ikhwah yang berhijrah ke Afghanistan dengan keluarganya beliau berikan uang bulanan dan rumah khusus.
Kisah # 47
Ada seorang ikhwah yang datang dengan tidak membawa senjata ke pegunungan Tora Bora, pada saat yang sangat genting bersamaan dimulainya serangan bangsa Salibis ke Afghanistan. Maka Syaikh Usamah pun mengambil senjata anaknya dan diberikan kepada ikhwah tadi. Hal itu karena beliau sangat dermawan dan itsar (mementingkan orang lain). Demikianlah penilaian kami terhadap beliau.
Kisah # 48
Beliau sering kali berdiam diri dan berfikir. Sampai-sampai pernah beliau ditanya ketika beliau berada di pegunungan Afghanistan pada waktu perang melawan Rusia dulu, apa yang membuat beliau sering berfikir. Beliau menjawab: “Saya berfikir untuk memerangi Amerika.”
Kisah # 49
Strategi beliau sebagaimana yang selalu diajarkannya kepada para pengikutnya adalah: Kita harus potong kepala ular – yaitu Amerika – sampai semua kekuatannya tumbang, mengikuti kepalanya.
Kisah # 50
Ketika para ikhwah datang berbondong-bondong, pada tahun 90-an, para ikhwah meminta kepada beliau untuk berperang melawan para thaghut di negara-negara Arab, jawaban beliau kepada mereka adalah: “Kita harus potong kepala ular, dan menunda konfrontasi dengan para thaghut. Karena para thaghut itu akan ikut tumbang dengan tumbangnya kepalanya. Mereka itu terlalu lemah untuk bisa tetap eksis setelah Amerika tumbang.”
Kisah # 51
Beliau selalu konsisten dengan prosedur keamanan yang sangat ketat dalam semua amaliyat (operasi). Namun beliau tetap berusaha memompa semangat para ikhwah dengan menyebutkannya secara isyarat. Contohnya, beliau pernah mengatakan kepada para ikhwah di Afghanistan ketika para ikhwah mereka yang lain telah berangkat untuk melakukan penyerangan ke Amerika, beliau mengatakan: “Doakanlah ikhwan-ikhwan kalian karena mereka telah sampai ke target sasaran.” Beliau juga mengatakan: “Ikhwan-ikhwan kalian dapat melihat target sasaran mereka dari balik jendela.” Hal itu karena gedung yang akan dihancurkan mujahidin sangat menjulang tinggi yang dapat mereka lihat dari balik jendela tempat tinggal mereka. Sementara ikhwah yang lain tidak mengerti apa sebenarnya target yang akan menjadi sasaran serangan.
Kisah # 52
Di antara kata-kata yang beliau ucapkan setelah serangan yang penuh berkah di Amerika tersebut, adalah: “Hari ini kita yang menyerang mereka, bukan mereka yang menyerang kita.”
Kisah # 53
Beliau pernah mengatakan kepada para komandan beliau yang sedang berbaris di hadapan beliau, untuk memompa semangat mereka seperti yang biasa beliau lakukan: “Jika antum bersabar bersamaku, niscaya akan aku telan yang basah dan yang kering (baca: semua yang ada, pen.) insya Allah.”
Kisah # 54
Beliau juga pernah menjanjikan kepada mereka, jika Allah memberikan kejayaan kepada beliau maka beliau akan memberikan para ikhwah jabatan masing-masing. Si A, antum akan saya berikan jabatan di wilayah A. Si B, antum akan saya beri jabatan di wilayah B, antum atur semua urusan di sana. Dan seterusnya.
Kisah # 55
Beliau juga pernah mengatakan kepada para ikhwah: “Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, saya benar-benar melihat kemenangan sebagaimana saya melihat antum sekarang di hadapanku.”
Kata-kata beliau ini sangat berkesan dalam jiwa para ikhwah dalam memompa semangat mereka. Satu kali beliau berkata kepada para ikhwah: “Siapa Usamah bin Ladin itu, dan apa yang bisa dia perbuat, jika bukan karena Allah kemudian antum sekalian serta dukungan dan jihad antum.” Kata-kata beliau ini bisa membalik 180 derajat semangat para ikhwah (saat mereka loyo, pen). Beliau memang benar-benar komandan besar.
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Kisah # 56
Di antara yang diucapkan beliau kepada para ikhwah adalah: “Antum jangan sedih jika Amerika membombardir kita. Kita akan beli Zukiak — senjata anti pesawat —, di pasar yang harganya hanya 500 dolar. Sementara coba antum pikirkan dan hitung berapa harga bom yang mereka tembakkan, biaya mengangkutnya dari ujung dunia sana, mengaktifkannya kemudian menggunakannya, pesawat dan para pilotnya, pelatihan penggunaannya dan seterusnya, bandingkan dengan biaya yang kita perlukan untuk menembakkan Zukiak. Berapa besar biaya yang menguras anggaran mereka dan berapa biaya yang kita keluarkan?”
Kisah # 57
Sesaat sebelum serangan Salibis dan setelah serangan 11 September, Syaikh Usamah membangun banyak sekali bangunan, dalam waktu yang sangat singkat dan berada di dekat muaskar (kamp pelatihan militer mujahidin) Al-Faruq, dari uang pribadi beliau. Maka dalam waktu sekejap beliau telah menyelesaikan pembangunan banyak sekali rumah tanpa ada pintu dan jendelanya. Tapi dari pesawat nampak seperti rumah sungguhan. Beliau menatangkan banyak sekali pekerja untuk menyelesaikan proyek tersebut dalam waktu singkat, di mana pada waktu tersebut beliau mengumumkan seruan jihad. Kemudian beliau mengarahkan dua orang ikhwah untuk duduk di atas gunung yang berhadapan dengan muaskar tersebut, yakni gunung Quba, untuk memantau serangan Amerika sampai selesai.
Dua ikhwah tadi menceritakan: “Amerika mengirimkan satu rudal untuk satu rumah, sementara tidak ada satu rumah pun yang dibangun Syaikh Usamah kecuali dijatuhi bom atau rudal. Dengan begitu beliau telah berhasil menguras anggaran mereka dengan taktik yang sangat unik dan mengagumkan.”
Kisah # 58
Syaikh Usamah memberikan arahan kepada para ikhwah untuk menyiapkan lampu-lampu dan menyalakannya di atas pegunungan dalam waktu yang berselang-seling dan di tempat yang terpisah-pisah. Beliau memerintahkan agar lampu-lampu tersebut dinyalakan sesaat sebelum matahari terbenam supaya tidak ada yang melihat ketika menghidupkannya karena masih ada sinar matahari.
Kemudian para ikhwah harus sudah menjauh dari posisi lampu-lampu tersebut sebelum gelap. Sehingga setelah gelap lampu-lampu itu nampak bersinar seolah-olah di sekelilingnya ada sekelompok mujahidin padahal para ikhwah telah jauh meninggalkan tempat-tempat tersebut. Maka Amerika pun menghujani tempat-tempat tersebut dengan bom-bom cerdas (smart bomb) yang dungu seperti mereka juga. Dengan begitu mereka telah menghabiskan biaya ribuan dolar sementara para ikhwah hanya kehilangan sebuah lampu saja.
Kisah #59
Beliau benar-benar telah membuat persiapan yang sangat besar untuk menghadapi Amerika ketika di Tora Bora. Beliau telah memprediksikan sebelumnya bahwa nantinya pasti ada penurunan pasukan udara mereka dalam jumlah yang sangat besar, hal itu karena mereka telah mengetahui bahwa Syaikh Usamah dan sejumlah pimpinan mujahidin ada di sana. — Ini bisa jadi memang Syaikh Usamah sendiri yang sengaja membuat mereka mengetahui posisi beliau untuk memuluskan sebuah rencana yang telah beliau persiapkan sebelumnya —.
Beliau membagi para ikhwah menjadi beberapa kelompok di beberapa titik. Masing-masing kelompok beliau pilih seorang amir, juga di masing-masing kelompok beliau tempatkan seorang dokter dan lain-lain yang tidak akan kami ceritakan lebih detil lagi. Kemudian kelompok-kelompok tersebut beliau sebar di pegunungan Tora Bora, sambil menunggu penurunan pasukan udara Amerika. Para ikhwah terus menunggu, akan tetapi … tikus-tikus Amerika itu terlalu pengecut untuk melakukan konfrontasi.
Tak tik beliau ini kalau berjalan sesuai dengan rencana tentu akan menjadi ladang pembantaian terhadap pasukan Amerika, dan tidak akan ada seorang tentara Amerika pun yang akan disisakan hidup. Akan tetapi ini adalah takdir Allah SWT dan apa yang Allah SWT kehendaki pasti Ia laksanakan.
Dan masih banyak lagi taktik- taktik beliau yang lainnya.
Menjulang bak gunung di tengah-tengah kita …
Tidak sudi menundukkan kepala kepada kekafiran …
Memberi pelajaran kepada para tiran …
Sambil menghunuskan pedangnya …
Hari ini engkau menjadi simbol …
Demi Allah, alangkah cemerlangnya engkau wahai Usamah …
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Kisah # 60
Rumah beliau di Kandahar sangatlah sederhana, terbuat dari tanah. Demi Allah, alangkah cemerlangnya, engkau seorang komandan yang rendah hati.
Kisah # 61
Rumah beliau tidak ada bedanya dengan rumah-rumah ikhwah yang sudah berkeluarga.
Kisah # 62
Pernah ada seorang ikhwah masuk rumah beliau, setelah penyerangan 11 September dan beberapa hari sebelum bangsa Salibis melakukan serangan besar-besaran (ke Afghan). Ikhwah ini mau memindahkan barang-barang Syaikh Usamah untuk kemudian menyingkir. Ikhwah kita ini mendapatkan ada sebuah ruangan kecil di rumah Syaikh Usamah dan di dalamnya tidak ada apa-apa selain sehelai sajadah. Ikhwah ini pun mengira bahwa ruangan ini sebelumnya adalah sebuah gudang dan telah dikosongkan sebelum ia datang. Maka anak Syaikh Usamah pun mengatakan kepada ikhwah tersebut: “Ruangan ini bukan gudang, tapi ini adalah tempat yang digunakan ayahku, Usamah untuk berkhalwat (menyendiri dalam beribadah kepada Allah SWT).”
Inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Kisah # 63
Rumah beliau terletak di sebuah desa yang biasa disebut dengan Desa Syaikh Usamah. Di desa ini terdapat sebuah lapangan voli. Terkadang Syaikh Usamah bermain voli bersama penduduk desa tersebut.
Ya, penduduk desa tersebut bermain bola voli tapi … menggunakan bola kaki yang berat itu. Apakah antum merindukan untuk duduk bersama dengan Syaikh antum? Semoga Allah melindungi beliau.
Kisah # 64
Beliau senang sekali jalan kaki. Beliau juga sering berpesan agar kita melakukan perjalanan jauh. Hampir menjadi suatu kewajiban bagi beliau untuk melakukan jalan kaki dua kali seminggu sejak ba’da Subuh sampai ba’da shalat Isya’. Dua kali. Minimal sekali seminggu.
Dan kini nasehat beliau ini mulai kelihatan manfaatnya.
Kisah # 65
Beliau selalu berpesan kepada para ikhwah untuk selalu waspada. Beliau juga selalu mengingatkan agar jangan gampang-gampang meninggalkan senjata dan rompi megazin (peluru).
Meskipun melihat orang lain gampang-gampang meninggalkan senjata dan rompi megazin, maka tetaplah jangan gampang-gampang memperlakukan senjatanya.
Kisah # 66
Teguh pendirian, berjiwa kuat, dan hati-hati dalam mengambil keputusan.
Kisah # 67
Senantiasa tersenyum, tidak marah kepada sahabat-sahabat beliau, dan beliau selalu mencarikan udzur jika mereka berbuat salah.
Kisah # 68
Setelah musuh mulai berkumpul pada awal serangan Salibis, yang paling banyak beliau pesankan kepada para ikhwah adalah agar selalu memperbanyak dzikir, dan memperbanyak mengucapkan: “Hasbunallah wa ni’mal wakil.”
Kisah # 69
Beliau senang mendengarkan syair-syair dari para ikhwah, apalagi jika yang melantunkannya adalah pengarangnya sendiri. Beliau juga senang mendengar berbagai nasyid, dan bahkan beliau memberikan penilaian kelebihan satu nasyid dengan nasyid lainnya. Dan ketika beliau mendengarkan nasyid Syaima’ Tabki (Syaima’ Menangis, mengisahkan remaja putri Palestina yang melahirkan anak hasil diperkosa oleh tentara zionis Yahudi, pen) beliau duduk sambil menangis. Beliau terus duduk mendengarkannya sambil menangis sampai nasyid itu selesai.
Kisah # 70
Ketika beliau mendengar nasyid Bada-al Masiru Ilal Hadaf (Telah Dimulai Perjalanan Menuju Tujuan), beliau tersenyum sambil mengatakan: “Telah dimulai perjalanan menuju tujuan.”
Kisah # 71
Sebagian ikhwah ada yang bercerita bahwa Syaikh Usamah mengunjungi mereka — sebagaimana kebiasaan beliau — , tapi ketika hari-hari terakhir beliau semakin sering mengunjungi mereka sampai 7 atau 8 kali secara berturut-turut. Lalu ada seorang ikhwah mengatakan kepada ikhwah yang lain di antara mereka — dengan bergurau —: “Kayaknya kaki Syaikh Usamah telah ringan.”
Setelah itu terhentilah kunjungan beliau kepada mereka sehingga mereka bersedih dan merasa rindu kepada beliau. Sampai mereka hitung satu bulan penuh, beliau tidak mengunjungi mereka. Maka para ikhwah pun memarahi ikhwah yang mengucapkan kata-kata tadi dan menuduhnya telah mengenai Syaikh Usamah dengan ‘ain nya. Lalu mereka pun berjanji untuk tidak lagi mengatakan kata-kata semacam itu meskipun bergurau.
Saya ceritakan kisah ini supaya para pembaca yang mulia memperhatikan gurauan semacam ini.
Kisah # 72
Terakhir … saya ada sedikit catatan tentang kemunculan terakhir Sang Singa Islam dalam video yang berjudul Al- Hall, saya katakan: Ketika Amerika hendak menyerang negeri-negeri kaum muslimin, Amerika datang dengan membawa agama dan peradabannya. Mereka mempromosikan bahwa agama dan peradaban mereka itu yang paling baik buat kita. Mereka mengaku menyebarkan demokrasi dan kebebasan, program ‘sepele’ untuk Timur Tengah, kebebasan wanita, kesepahaman perdagangan, dan propaganda keunggulan kehidupan Barat. Kemudian usaha mereka sampai puncaknya dengan melakukan penyerangan kepada kaum muslimin. Namun usahanya ini gagal total. Yang saya baca dari ceramah Syaikh Usamah terakhir ini, di mana beliau menyampaikan ‘solusi’ buat bangsa Amerika, ini hanyalah sebuah permulaan dari sesuatu yang akan segera terjadi yang merupakan kebalikan dari apa yang dilakukan Amerika ketika hendak menjajah negeri-negeri kita. Saya serahkan kepada para pembaca yang mulia untuk menebak sendiri apa sesuatu tersebut.
Pembahasan tentang sifat-sifat Syaikh Usamah bin Ladin ini sangatlah panjang. Jika kita ingin duduk membahas sifat-sifat dan kata-kata yang pernah beliau ucapkan, kita pasti akan menghabiskan banyak sekali halaman dan buku, namun demikian kita tidak akan mungkin dapat menggambarkan semuanya secara sempurna.
Di sini saya ingin mengisahkan hal-hal yang bermanfaat buat semua kalangan dalam semua ragamnya, dan saya tidak mengingat satu kalangan masyarakat tertentu kecuali pasti saya sampaikan kisahnya minimal satu.
Saya berharap tidak ada seorang pun yang selesai membaca kisah ini kecuali ia mengambil pelajaran darinya, kemudian menyampaikan dan menjelaskan kepada orang lain pelajaran apa yang ia dapatkan itu. Dalam kisah ini banyak hal yang saya sampaikan secara sekilas selain juga banyak hal yang tidak saya ceritakan. Dan jika saya tahu bahwa ada sebagian orang yang menganggap bahwa apa yang saya tulis ini hanya cerita hiburan yang tidak ada manfaatnya, maka saya tidak akan menulisnya.
Saya ingatkan diri saya sendiri dan juga para pembaca yang mulia bahwa kita ini adalah ummatan wasathan, maka tidak selayaknya kita mengurangi kewajiban kita terhadap Syaikh Usamah bin Ladin. Saya bukan mau bersikap berlebihan kepada beliau, tapi saya katakan:
Inilah Syaikh saya, maka silahkan orang lain menunjukkan siapa Syaikhnya!
Bahkan lebih dari itu, inilah Syaikh kami, maka silahkan orang lain menunjukkan kepada kami siapa Syaikhnya!
Ditulis oleh: Asadul Jihad 2
Ujung Tombak Mujahidin
Semoga Allah merahmati semua orang yang membaca artikel ini lalu ketika ia lihat ada kebaikan padanya, ia sampaikan dan sebarkan kepada orang lain..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar