Bahkan TPM selaku kuasa hukum pun tidak diberitahu terkait pemindahan ini, kalau melihat pemindahan yang begitu dipaksakan dan mendadak setidaknya akan melahirkan berbagai analisis :
-
Pemindahan ustadz Ba'asyir terkait dengan lagi ramainya kasus perang
antara KPK VS Polri terkait kasus simulator sim yang melibatkan jendral
polri yang di bales sama polri dengan berusaha menangkap penyidik KPK,
sehingga di harapkan pemindahan ustadz Ba'asyir yg dikatakan sebagai
tokoh teroris ini bisa mengalihkan perhatian media dari berita tersebut
dan ternyata gagal total.
-
Pemindahan ustadz Ba'asyir terkait dengan peringatan ledakan bom di
bali dan sebagai sarana ajang menunjukkan muka sama Amerika dan
Australia dan ujung-ujungnya cari duit. Dan langkah ini mungkin dianggap
hal yang manjur dan mujarab untuk melahirkan pundi-pundi dollar masuk
ke kocek para petingga BNPT, densus 88 dan pejabat lainnya yang
menghendaki pemindahan ini.
-
Pemindahan ustadz Ba'asyir terkait dengan teori black inteligen
yang akan memamfaatkan momentum ini dengan cara melakukan peledakan bom
misalnya yang nantinya akan ditudingkan kembali kepada ikhwan-ikhwan
yang mempunyai simpati terhadap ustadz Ba'asyir, dan mereka tinggal
bilang : "ini dilakukan oleh anggota JAT karena marah amir-nya dipindah
ke NK", hal ini menjadi lumrah kerena opini yang sengaja dibentuk media
belakangan ini terkait peledakan bom adalah dari JAT dan bukan mustahil
hal ini akan terjadi lagi.
-
Pemindahan ustadz Ba'asyir terkait dengan tidak berhasilnya mereka
(Polisi), densus 88 dan pemerintah menahan laju umat Islam yang simpati
kepada beliau untuk terus mendapat tausyiah dari beliau, terbukti masih
berbondong-bondongnya umat Islam dari seluruh penjuru tanah air untuk
membesuk beliau di rutan mabes polri sehingga dengan di pindah ke NK
diharapkan adanya pemutusan hubungan/komunikasi antara ustadz Ba'asyir
dengan umat Islam.
-
Pemindahan ustadz Ba'asyir terkait dengan proyek buku yang beliau
tulis, seperti diketahui bahwa ketika ustadz Ba'asyir ditahan di rutan
mabes polri beliau begitu giat dan semangat dan produktif menulis buku
untuk ditujukan kepada aparatur negara termasuk nasihat dan peringatan
kepada presiden dan kepada umat Islam pada umumnya, buku-buku yang
beliau terbitkan diantaranya : Tadzkiroh, hakikat iman, hakikat kafir,
dinul Islam. Buku-buku yang beliau tulis menggambarkaan secara gamblang
dan jelas tentang bagaimana umat Islam bersikap terhadap pemerintah yang
tidak berhukum dengan syariat Allah dan bagaimana mengamalkan dinul
Islam yang sesuai dengan al qur'an dan sunnah sehingga hal inilah yang
menyebabkan kekhawatiran sekaligus ketakutan kalau umat Islam akan
semakin paham dengan makin banyaknya buku yang lahir dari tangan beliau.
Oleh : Ahmad Fatih (Amir JAT Mudiriyah Jakarta Timur Bekasi )
(bilal/arrahmah.com)